BUDIDAYA WORTEL
Materi Laporan acara 1 pratikum Teknologi Informasi Komunikasi Pertanian TA.2014/2015 An. Henry Fernando Mahasiswa Tugas Belajar Kosentrasi Pertanian wakil dari Pemkab. Tanjung Jabung Timur, Jambi
di STPP Yogyakarta
http://obatpertanian.com/cara-menanam-wortel-yang-baik-dan-benar.html
A.
Pendahuluan
Wortel (Daucus carota L.) berasal dari berasal dari Asia Timur Dekat dan Asia
Tengah yang memiliki iklim sedang (sub-tropis). Sekitar 6.500 tahun yang lalu,
tanaman wortel tumbuh liar, sebelum dibudidayakan di daerah sekitar Laut
Tengah, hingga kemudian menyebar ke kawasan Asia, Eropa, Afrika, serta ke
seluruh bagian dunia yang menjadi sentra pertanian.
Di Indonesia, budidaya tanaman wortel semula hanya
terkonsentrasi di daerah Lembang dan Cipanas, Jawa Barat. Namun, saat ini sudah
menyebar ke seluruh daerah yang menjadi sentra sayuran, baik di Jawa maupun di
luar Jawa. Saat ini luas areal pertanian di Indonesia yang dimanfaatkan untuk
budidaya tanaman wortel sekitar 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi.
B.
Persiapan Lahan
Pengolahan
media tanam dilakukan dengan cara:
1. Mencangkul
tanah sedalam +/-40 cm. Tanah yang sudah dicangkul tersebut kemudian diberi
kompos atau pupuk kandang sebanyak 15 ton untuk setiap hektar lahan, dan
diratakan serta dibuat alur sedalam +/- 1 cm dengan jarak antara alur 15-20 cm.
2. Lakukan ulang
pengolahan tanah dengan mencangkulnya untuk yang kedua kali agar struktur tanah
semakin bertambah gembur.
3. Jika pH tanah di bawah 5, lakukan pengapuran dengan
menaburkan bahan kapur seperti Dolomit, Calcit, atau Zeagro pada lahan secara
merata.
4. Meratakan
permukaan bedengan. Namun untuk tanah yang tidak subur, harus terlebih dahulu
diberi pupuk kandang matang sebanyak 15-20 ton/ha dan dicampur dengan lapisan
tanah atas sebelum permukaan bedengan diratakan.
C.
Penanaman.
Bedengan yang sudah dibuat sebagaimana tersebut di atas,
selanjutnya di taburi benih wortel secara merata mengikuti alur /garitan yang
tersedia. Benih wortel yang baru disebar tersebut kemudian ditutup dengan tanah
tipis sedalam 0,5-1 cm. Buat pula garitan- garitan dangkal sejauh +/- 5 cm dari
tempat benih guna meletakkan pupuk dasar. Pupuk yang diberikan merupakan
campuran ± 400 kg TSP dengan ±150 kg KCl. Sebar dengan merata pupuk tersebut
dan tutup dengan tanah tipis.
Untuk
mencegah agar benih wortel tidak hanyut terbawa air, tutuplah tiap alur dengan
pelepah daun pisang atau dedaunan kering selama 7-10 hari. Penutupan ini juga
berfungsi untuk menjaga kestabilan kelembaban tanah. Penutup baru dapat dibuka
setelah benih wortel menyembul dari permukaan tanah.
D.
Pemeliharaan.
Pada
tahap pemeliharaan, maka beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:
Pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan setelah tanam,
lakukanlah penjarangan agar tanaman wortel dapat cepat tumbuh dan subur serta
memberi hasil yang tinggi.
Selama masa pemeliharaan berikan pupuk susulan bersamaan
dengan kegiatan penjarangan dan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel
berumur 1 bulan. Pupuk susulan tersebut berupa urea atau ZA dengan dosis 100 kg
urea atau 200 kg ZA untuk setiap hektar lahan.
Pemupukan
dilakukan dengan cara disebarkan secara merata dalam alur atau garitan dangkal,
atau dengan dimasukkan ke dalam lubang sejauh 5-10 cm dari batang tanaman
wortel.Penyiraman harus dilakukan secara berkala 1-2 kali
sehari.
E.
Pemanenan.
Tanaman wortel mulai dapat dipanen pada umur 100-120 hari
setelah tanam. Ketika itu, ukuran umbi telah mencapai ukuran maksimal namun
tidak terlalu tua. Umbi yang dipanen terlalu tua, dapat menyebabkan umbi
tersebut menjadi keras, berkatu, dan kualitasnya rendah sehingga tidak laku
dijual. Begitu juga dengan panen yang dilakukan terlalu awal, akan menghasilkan
umbi berukuran kecil dengan hasil produksi yang rendah.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar